Warga Gaza Ungkap Penderitaan Saat Ditahan Israel “Seperti Kuburan Orang Hidup”

foto/istimewa

Sekilas.co – Warga Gaza, Palestina, bernama Abu Sido menceritakan pengalaman kelamnya selama ditahan di penjara Israel. Ia menggambarkan tempat itu seperti “kuburan bagi orang yang masih hidup”, menggambarkan betapa berat penderitaan yang ia alami di balik jeruji besi.

Dalam wawancaranya bersama Reuters, Abu Sido mengungkap bahwa selama masa penahanan, ia mengalami kekerasan fisik dan psikologis. Ia dipukuli secara brutal, diborgol erat, ditutup matanya, serta dipaksa berlutut selama berjam-jam.

Baca juga:

Bekas luka di pergelangan tangannya masih tampak jelas, tanda dari belenggu logam yang menjeratnya selama ditahan. Meski Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen seluruh detail ceritanya, kesaksiannya menjadi gambaran nyata penderitaan banyak warga Gaza yang ditahan tanpa kejelasan.

Kuburan orang hidup,” kata Abu Sido dengan suara berat. “Ketika saya kembali ke Gaza, rasanya seperti jiwa saya kembali ke tubuh saya. Tapi ketika melihat kehancuran di sekitar, saya bertanya-tanya… bagaimana saya bisa memulai lagi?

Saat berada di dalam penjara, Abu Sido juga menerima kabar tragis dari para penjaga bahwa istrinya dan kedua anaknya telah terbunuh akibat serangan di Gaza. Mendengar itu, ia mengaku histeris dan kehilangan harapan. Ia tak menyangka bahwa di balik tembok penjara, hidupnya seolah ikut terkubur bersama rasa sakit dan ketidakpastian.

Namun, setelah berbulan-bulan menderita, keajaiban datang. Pada Senin (13/10/2025), Abu Sido akhirnya dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat antara Hamas dan Israel, setelah konflik berdarah yang berlangsung selama dua tahun.

Momen kebebasannya berubah menjadi pertemuan penuh haru. Di rumah keluarganya di Khan Younis, istrinya, Hanaa Bahlul, berlari menyambutnya dan langsung memeluknya erat. Abu Sido memutar tubuh Hanaa di udara sambil menciumi pipinya berkali-kali. Ia lalu meraih anak-anaknya, mendekap mereka sambil berulang kali berbisik, “Cintaku, cintaku… kalian hidup.

Dengan mata berkaca-kaca, ia berkata, “Saya mendengar suara istri saya, saya mendengar suara anak-anak saya. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan itu, mereka hidup! Di tengah kematian, saya menemukan kehidupan.

Abu Sido, yang bekerja sebagai jurnalis foto, ditangkap oleh pasukan Israel di Rumah Sakit Shifa, Jalur Gaza Utara, pada 18 Maret 2024. Kini, setelah kembali ke tanah kelahirannya, ia masih berjuang memulihkan trauma sekaligus menghadapi kenyataan pahit: Gaza yang hancur, namun semangat hidup yang tak padam.

Artikel Terkait