Syuriyah PBNU Copot Gus Yahya, Menag Harap Keputusan Jadi Solusi Terbaik

foto/istimewa

sekilas.co – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan harapannya agar hasil rapat pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mampu menjadi jalan keluar untuk meredakan konflik internal yang tengah terjadi di organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.

“Saya hadir dalam pleno ini sebagai Wakil Rais Syuriyah PBNU. Saya bersyukur dan berharap keputusan yang diambil dapat menjadi solusi terbaik,” ujar Nasaruddin Umar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 9 Desember 2025.

Baca juga:

Dalam pleno tersebut, Syuriyah menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan Yahya Cholil Staquf, yang sebelumnya dicopot oleh Syuriyah. Zulfa akan menjalankan tugas hingga muktamar pada 2026 mendatang.

Menanggapi keputusan itu, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa NU selalu memiliki mekanisme internal tersendiri dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, Kementerian Agama, kata dia, tidak mencampuri urusan internal PBNU.

Dengan adanya keputusan baru ini, Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut berharap persoalan-persoalan kebangsaan dan keumatan dapat lebih ringan apabila organisasi-organisasi Islam, termasuk NU sebagai yang terbesar di dunia, tetap solid.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai rapat pleno Syuriyah tersebut tidak sah dan bertentangan dengan AD/ART. “Secara aturan ini tidak dapat disebut pleno. Sebab, yang mengundang hanya Syuriyah, padahal pleno harus diundang bersama oleh Syuriyah dan Tanfidziyah. Selain itu, saya sebagai Ketua Umum tidak dilibatkan,” ujar Gus Yahya.

Ia menyebut pleno Syuriyah sebagai manuver politik di tengah upayanya melakukan transformasi organisasi. Menurutnya, ada pihak yang tidak senang dengan perubahan tersebut. Gus Yahya menegaskan bahwa secara de facto maupun de jure, dirinya masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Pergantian ketua, tegasnya, hanya dapat dilakukan melalui muktamar sesuai AD/ART.

Artikel Terkait