Mensos: Pengelola MBG Lansia Berhak Ambil Untung Maksimal 10%

foto/istimewa

sekilas.co – MENTERI Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa kelompok masyarakat yang mengelola makan bergizi gratis (MBG) untuk lansia dan penyandang disabilitas dapat memperoleh keuntungan dari sisa anggaran per porsi. Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini menjelaskan, program MBG untuk lansia dan difabel berbeda dengan MBG dari Badan Gizi Nasional yang dikelola oleh yayasan.

Gus Ipul menambahkan, MBG untuk lansia akan dikelola oleh kelompok masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Kelompok masyarakat ini tidak menerima gaji, melainkan memperoleh keuntungan dari anggaran per porsi. Anggaran per porsi sebesar Rp 15 ribu dan diberikan sebanyak dua porsi setiap hari.

Baca juga:

“Bukan gaji. Jadi jatahnya dikasih saja. Mereka masak sendiri, belanja sendiri, pasti dari situ dapat untung atau ada kelebihan. Kelebihannya rata-rata sekitar 10 persen,” ujar Gus Ipul saat dihubungi, Selasa, 18 November 2025.

Gus Ipul menambahkan, kelompok masyarakat yang terlibat adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau komunitas setempat yang dibentuk oleh RT/RW atau kelurahan. Kelompok ini terdiri dari masyarakat sekitar yang dianggap memenuhi syarat untuk mengelola MBG lansia. Biasanya, mereka merupakan penerima manfaat Program Keluarga Harapan dan sembako. “Jadi kami memberi pemberdayaan agar mereka bisa melayani program ini, tapi ini dikerjakan kelompok masyarakat, bukan perorangan,” ujarnya.

Kelompok pengelola diusulkan oleh pemerintah daerah masing-masing, lalu dikaji oleh dinas sosial setempat untuk memastikan memenuhi syarat. Syaratnya, kelompok pengelola MBG lansia harus mampu menyiapkan minimal 40 porsi MBG, dengan setiap kelompok terdiri dari 4–6 orang.

Gus Ipul menjelaskan bahwa pelaksanaan MBG lansia dan penyandang disabilitas, sebagai bagian dari program bantuan permakanan, dilakukan sepanjang tahun. “Tidak ada libur,” ujarnya.

Produksi dan distribusi makan bergizi gratis untuk lansia dan penyandang disabilitas tetap berjalan meski pada akhir pekan atau hari libur nasional. Praktik ini berbeda dengan program makan bergizi gratis yang diselenggarakan Badan Gizi Nasional untuk anak sekolah.

Penerima manfaat program MBG ini ditargetkan mencapai 100 ribu lansia dan 35 ribu penyandang disabilitas. Setiap penerima akan mendapatkan dua porsi menu MBG per hari, yaitu sarapan dan makan siang.

Gus Ipul menambahkan, saat ini Kementerian Sosial masih mematangkan konsep pelaksanaan program MBG lansia dan penyandang disabilitas untuk tahun depan. Dia juga menyebut Kementerian Sosial telah merancang skema mitigasi untuk mencegah kasus keracunan makanan.

Artikel Terkait