Sekilas.co – KLAIM Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang mengatakan nama Projo bukan singkatan dari Pro-Joko Widodo menjadi topik politik yang paling banyak dibaca pada pekan pertama November 2025. Selain itu, polemik kerugian kereta cepat atau Whoosh juga masih menyita perhatian publik.
Berikut tiga pemberitaan terpopuler pada Sabtu, 1 November 2025, di kanal nasional yang dirangkum Tempo:
Budi Arie Bantah Projo Singkatan dari Pro-Jokowi
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi membantah nama Projo adalah singkatan dari Pro-Joko Widodo. Menurut Budi Arie, istilah itu melekat di masyarakat lantaran lebih mudah diucapkan.
“Projo itu bahasa Sanskerta-nya ‘negeri’, bahasa Jawa Kawi-nya artinya ‘rakyat’,” kata Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo yang dihelat di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 1 November 2025.
“Projo memang enggak ada (singkatan). Cuma teman-teman media kan ya, Projo, Pro-Jokowi, itu karena gampang dilafalkan saja,” ucap dia kemudian.
Adapun organisasi Projo menggelar kongres ke-3 pada hari ini dan besok, 1–2 November 2025, di Jakarta. Kegiatan ini diklaim dihadiri oleh 3.000 peserta dari 35 dewan pimpinan daerah dan 479 dewan pimpinan cabang Projo di seluruh Indonesia.
Dalam kongres, Budi Arie menyatakan Projo tengah melakukan transformasi organisasi. Transformasi itu salah satunya melalui rencana perubahan logo Projo. Alasannya agar organisasi ini tidak terkesan mendewakan figur tertentu. “Kemungkinan merubah logo Projo, yang nanti akan kami putuskan di kongres ke-3 ini. Logo Projo akan kami ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” ucap Budi.
Jokowi Anggap Whoosh Investasi Sosial, Politikus Demokrat: Siapa yang Talangi Ruginya?
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Herman Khaeron, meminta pemerintah memastikan siapa yang menalangi kerugian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini menanggapi pernyataan Joko Widodo yang menyebutkan keberhasilan transportasi massal tidak semestinya diukur dari laba, tapi dari keuntungan sosial atau social return on investment.
Bagi Herman, pandangan tersebut dapat diterima, tapi perlu ada kejelasan mengenai kondisi finansial proyek. “Itu fine, menurut saya. Artinya, reasoning apa pun untuk terwujudnya (kereta cepat Whoosh) ini sudah lewat gitu. Kan, kondisi hari ini adalah rugi. Nah, rugi ini siapa yang akan menalangi?” ucapnya di gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Herman sepakat Whoosh bisa dimanfaatkan untuk jangka panjang bagi masyarakat, dalam hal ini meningkatkan produktivitas dan efisiensi transportasi. Meski begitu, ia tetap mempertanyakan siapa yang harus bertanggung jawab atas kerugian Whoosh.
Budi Arie Bilang Prabowo-Jokowi Kerap Diadu Domba
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengklaim Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo kerap diadu domba. Hal ini disampaikan Budi Arie dalam pidato pembukaan Kongres III Projo yang dihelat di Jakarta.
Dalam pidatonya, eks Menteri Koperasi itu menegaskan pentingnya politik persatuan. “Kita bicara soal bagaimana politik persatuan ini harus mewarnai perjalanan bangsa ke depan. Makanya saya selalu bilang, ini kok semua isinya adu domba? Mau diadu domba Pak Prabowo dan Pak Jokowi, diadu domba lagi si A, si B?” ucap Budi Arie di lokasi kongres, kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 November 2025.
Bagi Budi, situasi itu membuat Indonesia seperti berkubang dengan diri sendiri. Padahal, ia melanjutkan, bangsa Indonesia seharusnya melihat kemajuan pesat yang dilakukan negara lain. “Kita masih saja memikirkan masalah lama dan saling mempertanyakan hal-hal yang sudah jelas,” ujar Budi Arie.
Ia lantas menyinggung proyek kereta cepat Whoosh yang digagas di masa pemerintahan Jokowi. Proyek Whoosh itu belakangan kembali menjadi perbincangan.
Menurut Budi, proyek warisan Jokowi ini merupakan lompatan besar dalam peradaban transportasi dalam negeri. Budi menilai tidak seharusnya proyek kereta cepat itu diperdebatkan. “Kalau ada problematika dalam pelaksanaan teknisnya, silakan saja aparat penegak hukum memeriksa. Tetapi jangan sedikit-sedikit programnya dipersoalkan,” kata dia.





