Hamas Kirim Daftar Tahanan, Trump Prediksi Sandera Bebas Awal Pekan Depan

foto/istimewa

Sekilas.co – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan bahwa para sandera kemungkinan besar akan dibebaskan pada Senin (13/10/2025) mendatang.
Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, Trump menyebut berbagai upaya diplomatik tengah dilakukan secara intensif untuk memastikan pembebasan tersebut.

“Saat ini banyak pihak sedang bekerja keras agar para sandera bisa segera bebas,” ujar Trump. “Kami memperkirakan mereka semua akan kembali pada hari Senin, termasuk jenazah korban yang meninggal dalam penyanderaan,” tambahnya dengan nada optimis.

Baca juga:

Sementara itu, dari pihak Palestina, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyatakan bahwa mereka telah menyerahkan daftar tahanan Palestina kepada pemerintah Israel. Langkah ini menjadi bagian dari kesepakatan awal antara kedua pihak yang dicapai dalam perundingan di Mesir pada Rabu (8/10/2025).

Dalam pernyataannya pada Kamis (9/10/2025), Hamas menjelaskan bahwa daftar nama tersebut berisi para tahanan yang diusulkan untuk dibebaskan dalam tahap pertama pertukaran. “Kami menunggu keputusan akhir terkait nama-nama yang akan disetujui. Setelah itu, daftar lengkap akan diumumkan melalui Kantor Media Tahanan,” ungkap pernyataan resmi Hamas.

Menurut laporan media internasional, Hamas disebut mengajukan nama-nama tokoh senior yang selama ini mendekam di penjara Israel, termasuk Marwan Barghouti, salah satu figur politik paling berpengaruh di Palestina. Selain itu, nama-nama lain yang disebut masuk dalam daftar adalah komandan senior Hamas Abdullah Barghouti, Pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina Ahmad Saadat, senior Hamas Hassan Salama, serta komandan Hamas di Tepi Barat, Abbas al-Sayyed.

Media Amerika Serikat, Associated Press (AP), melaporkan bahwa Israel kemungkinan akan berhati-hati dalam menanggapi daftar tersebut. Pengalaman masa lalu saat membebaskan Yahya Sinwar, tokoh Hamas yang kemudian menjadi pemimpin di Gaza, menjadi pertimbangan tersendiri. Sinwar tewas dalam pertempuran melawan Israel pada 16 Oktober 2024.

Selama ini, Hamas secara konsisten meminta pembebasan para tokoh seniornya dalam setiap negosiasi pertukaran tahanan. Namun, Israel kerap menolak tuntutan itu karena menganggap mereka sebagai figur penting yang memiliki pengaruh besar terhadap kekuatan militer dan politik Hamas, sekaligus dianggap berisiko tinggi terhadap keamanan Israel.

Situasi ini menunjukkan adanya dinamika baru dalam proses negosiasi yang melibatkan banyak pihak internasional. Jika rencana pertukaran tahanan dan pembebasan sandera berjalan sesuai rencana, maka Senin mendatang bisa menjadi momentum penting bagi terciptanya langkah awal menuju stabilitas di kawasan tersebut.

Artikel Terkait