BGN Jelaskan Alasan Kandungan Susu MBG Belum 100% Lokal

foto/istimewa

sekilas.co – Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belum sepenuhnya menggunakan bahan baku lokal merupakan hasil pertimbangan ilmiah serta bagian dari strategi nasional jangka panjang. Anggota Tim Pakar Bidang Susu BGN, Epi Taufik, menyebut produksi susu segar dalam negeri (SSDN) masih berada di bawah kebutuhan nasional.

Epi menjelaskan bahwa kebutuhan susu Indonesia sebelum program MBG mencapai sekitar 4,7 juta ton per tahun. Setelah program MBG berjalan, kebutuhan meningkat menjadi lebih dari 8 juta ton. Sementara itu, produksi lokal baru mencapai sekitar satu juta ton per tahun. “Jadi, jika kami memaksakan 100 persen lokal, stok susu nasional langsung habis,” kata Epi di Bogor, Jawa Barat, Selasa, 14 Oktober 2025, dikutip dari keterangan resmi.

Baca juga:

Maka dari itu, pemerintah menetapkan komposisi awal susu MBG minimal mengandung 20 persen susu segar lokal. Pemerintah juga mematok target agar persentase ini meningkat setiap tahun seiring bertambahnya produksi nasional.

Meski demikian, Epi menegaskan bahwa kualitas susu MBG tidak kalah dengan susu segar murni. Formulasinya disusun berdasarkan standar gizi susu cair penuh (full-cream milk) sesuai Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 13 Tahun 2023. Dengan demikian, anak-anak penerima MBG tetap memperoleh manfaat gizi yang optimal, kata Epi.

Epi mengatakan bahwa meski susu MBG belum sepenuhnya menggunakan susu segar lokal, kandungan gizinya mulai dari protein, kalsium, hingga vitamin D disusun setara dengan susu segar. “Anak-anak tetap mendapatkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan belajar,” kata Epi.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, mengatakan bahwa proyek MBG membuka peluang bagi industri susu nasional. Menurutnya, pasar yang besar dan stabil dari pemerintah memberikan jaminan bagi peternak lokal terhadap penyerapan hasil produksi yang selama ini sulit mereka peroleh.

“Ini bukan soal berapa persen sekarang, tapi bagaimana kami memulai. MBG menciptakan pasar domestik yang kuat bagi susu lokal. Begitu peternak siap, kandungan lokal pasti meningkat,” kata Hida, sapaan akrab Khairul Hidayati.

Hida menambahkan bahwa BGN telah menyusun peta jalan peningkatan produksi susu nasional 2025–2029. Peta jalan tersebut mencakup program peningkatan populasi sapi perah, modernisasi peternakan lokal, dan kerja sama antar daerah penghasil susu.

“Jadi, MBG bukan hanya soal memberi makan anak-anak, tetapi juga membangun sistem pangan nasional,” ujar Hida.

Artikel Terkait