sekilas.co – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan genap berusia satu tahun pada 20 Oktober 2025 mendatang. Menyambut momen tersebut, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan berencana menyampaikan sikap untuk mengevaluasi kinerja pemerintah.
“BEM SI Kerakyatan akan menyatakan sikap terkait satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran karena masih banyak catatan dari program yang perlu dievaluasi,” ujar Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap, saat dihubungi pada Senin, 13 Oktober 2025.
BEM SI Kerakyatan telah menjadwalkan konsolidasi nasional pada Rabu, 15 Oktober 2025. Mereka mengundang elemen mahasiswa serta masyarakat lainnya untuk mengikuti konsolidasi daring yang akan digelar pada pukul 20.00 WIB.
Dalam unggahan di akun Instagram @bemsi.official, mereka menyatakan akan menakar sejauh mana Prabowo memenuhi janji-janji politiknya. “Apakah pemerintahan hari ini benar-benar berpihak pada rakyat? Apakah visi besar yang dulu dijanjikan mulai terwujud, atau justru menjauh dari semangat perbaikan?” tulis BEM SI Kerakyatan dalam takarir unggahan pada Senin, 13 Oktober 2025.
BEM SI Kerakyatan menilai bahwa konsolidasi mendatang bukan sekadar ajang berkumpul, melainkan panggilan bagi masyarakat untuk merawat semangat demokrasi, memperkuat partisipasi publik, dan memastikan arah pembangunan Indonesia berpijak pada keadilan sosial.
BEM SI Kerakyatan belum memberikan jawaban tegas apakah mereka akan turun ke jalan. Keputusan tersebut akan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dalam konsolidasi nasional.
Pasha menuturkan, BEM SI Kerakyatan memiliki sejumlah pertimbangan sebelum memutuskan untuk berdemonstrasi. Pertimbangan utama, kata dia, adalah gelombang aksi yang berujung ricuh pada akhir Agustus lalu.
“Kami, mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, tidak ingin aksi kami ditunggangi oleh pihak tertentu,” ujar Pasha. “Hal itu bisa menimbulkan stigma bahwa gerakan mahasiswa hari ini menjadi kendaraan bagi tindakan destruktif,” lanjutnya.
Menurut Pasha, aliansi mahasiswa menginginkan Indonesia menjadi lebih baik melalui kritik yang konstruktif dan substantif. Mahasiswa, katanya, tidak ingin demonstrasi hanya menjadi euforia panggung jalanan yang justru merugikan masyarakat.
Ia menambahkan, aspirasi mahasiswa harus selalu berpihak pada kepentingan rakyat. “(Kami akan) memberikan daya tekan kepada pemerintah yang mencerminkan kaum intelektual sejati,” ujar Pasha.





