sekilas.co – ANGGOTA Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq, mengingatkan pengelola pesantren di seluruh wilayah agar tidak hanya fokus pada aspek akademik atau dakwah, tetapi juga memperhatikan kelayakan sarana dan infrastruktur.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini menyoroti ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa setidaknya 7 orang.
Maman kemudian menegaskan bahwa infrastruktur yang aman dan layak adalah syarat mutlak bagi keberlangsungan pesantren. “Tragedi ini harus menjadi momentum untuk memperkuat standar keselamatan di semua lembaga pendidikan, baik satuan pendidikan umum maupun satuan pendidikan agama seperti pesantren,” ujar Maman, dikutip dari keterangan tertulis di laman resmi DPR, Jumat, 3 Oktober 2025.
Maman menilai pemerintah pusat maupun daerah seharusnya turut terlibat dalam pembangunan pesantren. Kementerian Agama, misalnya, dapat membantu dengan mendata ponpes yang membutuhkan tambahan infrastruktur, termasuk bangunan asrama. “Kalau kapasitasnya sudah berlebihan, menjadi tugas pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan,” kata Maman.
Menurut dia, pembangunan pesantren sering dilakukan secara mandiri oleh pengelola dengan sumber daya terbatas. Akibatnya, pembangunan pun dilakukan seadanya tanpa memenuhi standar teknis konstruksi. “Karena jumlah santri bertambah, ponpes melakukan pembangunan mandiri yang akhirnya ala kadarnya. Seperti tiang pancang yang tidak sesuai untuk bangunan bertingkat, konstruksi tangga yang tidak memenuhi standar, dan sebagainya,” tutur dia.
Maman mendorong pemerintah pusat maupun daerah untuk mengambil peran nyata, baik sebagai fasilitator, pengawas, maupun pemberi bantuan teknis. Pembangunan pesantren, menurut Maman, adalah tanggung jawab bersama pengasuh, pengelola, pemerintah, dan masyarakat.
Pada Senin, 29 September, bangunan empat lantai milik Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo roboh. Saat itu, ratusan santri sedang melaksanakan salat asar berjamaah di lantai dua yang difungsikan sebagai musala.
Menurut pengasuh pesantren, Abdul Salam Mujib, bangunan empat lantai yang ambruk tersebut memang masih dalam tahap renovasi. Sejak pagi hingga pukul 12.00 hari itu, atap lantai tiga yang ambruk baru saja dicor.
Hingga Jumat pagi, 3 Oktober 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pencarian korban tertimbun. Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan upaya evakuasi masih berlangsung. Ia menyebut korban selamat yang berhasil dievakuasi sebanyak 104 orang, sementara korban meninggal tercatat 7 orang. “Masih dicari di reruntuhan 56 orang,” kata Suharyanto saat dihubungi pada Jumat pagi.





