sekilas.co – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepengurusan Yahya Cholil Staquf akan menggelar rapat pleno tandingan pada 11 Desember 2025. Pleno ini akan dipimpin Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, dan digelar setelah pleno Syuriyah PBNU pada 9 Desember 2025, bertempat di kantor pusat PBNU, Jakarta.
“Ketua umum akan menyelenggarakan rapat pleno sendiri pada 11 Desember di PBNU,” ujar Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, kepada Tempo, Ahad, 7 Desember 2025.
Ulil menjelaskan, ada tiga agenda utama yang akan dibahas dalam pleno tersebut, yakni evaluasi program, konsolidasi organisasi, dan penanggulangan bencana. Saat ditanya apakah pleno akan membahas perombakan struktur organisasi, Ulil memastikan belum ada rencana terkait hal itu.
Sebelumnya, PBNU jajaran Syuriyah dijadwalkan menggelar pleno untuk menetapkan penjabat ketua umum PBNU menggantikan Gus Yahya yang diberhentikan pada Selasa, 9 Desember 2025. Pleno ini akan dihadiri seluruh unsur kepengurusan PBNU, termasuk Mustasyar, A’wan, Syuriyah, Tanfidziyah, serta pimpinan lembaga dan badan otonom PBNU.
Ketua PBNU, Mohammad Mukri, menegaskan bahwa rapat pleno merupakan forum konstitusional penting untuk memastikan kesinambungan kepemimpinan PBNU sesuai aturan organisasi. Ia menekankan bahwa keputusan Syuriyah PBNU memberhentikan Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum adalah final dan mengikat, dan pleno mendatang menjadi bagian dari tindak lanjut mekanisme organisasi.
“Insyaa Allah, salah satu agendanya adalah penetapan Pj Ketum PBNU,” kata Mukri, Jumat, 5 Desember 2025, dikutip dari keterangan tertulis.
Mukri memastikan seluruh proses akan dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai keulamaan, kehati-hatian, dan tata tertib organisasi. Ia mengimbau warga NU untuk tetap tenang, menjaga ukhuwah, dan mengikuti informasi resmi PBNU agar tidak terpengaruh spekulasi di publik.





