Sekilas.co – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI bersama aparat penegak hukum menggelar operasi besar-besaran di seluruh Indonesia. Dalam waktu hanya tiga hari, ribuan orang ditangkap terkait kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Operasi bertajuk “Penindakan Kawasan Rawan Narkotika” itu digelar serentak pada 5–7 November 2025 di 53 lokasi di 34 provinsi. Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan, kegiatan ini menargetkan kawasan rawan peredaran narkoba, termasuk Kampung Ambon dan Kampung Bahari di Jakarta.
“Total kawasan atau kampung rawan narkotika yang menjadi sasaran sebanyak 53 lokasi di 34 provinsi,” ujar Suyudi, Senin (10/11/2025).
1.259 Orang Ditangkap dalam Tiga Hari
Dari hasil operasi selama tiga hari, 1.259 orang berhasil diamankan. Mereka terdiri dari 830 laki-laki dan 429 perempuan yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan maupun peredaran narkotika.
Barang bukti yang disita antara lain 126,3 kg sabu, 126,3 kg ganja, serta 1.428 butir pil ekstasi. Selain itu, BNN juga menyita uang tunai Rp1,54 miliar dan uang palsu Rp5,5 juta.
“Operasi ini menunjukkan komitmen kami memberantas jaringan narkotika hingga ke akar,” kata Komjen Suyudi.
2. Bandar Narkoba Siapkan Senjata untuk Melawan
Tak hanya narkoba, petugas juga menemukan 19 senjata api dan 64 senjata tajam di sejumlah lokasi penggerebekan.
Suyudi menjelaskan, senjata-senjata itu digunakan para bandar untuk melawan aparat saat dilakukan penindakan.
“Penemuan senjata api dan senjata tajam ini menunjukkan bahwa para bandar telah mempersiapkan diri untuk melawan aparat,” ujarnya.
Ia menegaskan, kepemilikan senjata api akan diberi hukuman berat karena mengancam keselamatan petugas dan masyarakat.
3. Gunakan Drone untuk Awasi Pergerakan Aparat
Dalam operasi di beberapa kawasan, petugas juga menemukan satu unit drone yang digunakan pelaku untuk memantau situasi sekitar.
“Barang bukti satu unit drone diduga digunakan untuk memantau situasi kampung narkotika,” kata Suyudi.
BNN menilai penggunaan teknologi oleh para bandar menunjukkan bahwa jaringan narkoba semakin canggih dan terorganisasi.
Setelah penindakan, BNN meminta pemerintah daerah turut membantu memulihkan wilayah yang terdampak.
“Selama ini masyarakat tersandera dalam lingkaran kuat jaringan narkotika. Penindakan ini sekaligus membuka ruang rehabilitasi dan pemberdayaan,” tambah Suyudi.
4. Ratusan Warga Direhabilitasi
Selain penangkapan, BNN juga fokus pada pemulihan penyalahguna narkoba. Dari hasil asesmen, 359 orang direkomendasikan menjalani rehabilitasi, sementara 37 orang lainnya ditetapkan sebagai bandar dan akan diproses hukum.
“Operasi ini tidak hanya menindak, tapi juga memberikan kesempatan rehabilitasi dan wajib lapor bagi pengguna,” jelas Suyudi.
Program ini sejalan dengan inisiatif nasional “Ananda Bersinar” (Aksi Nasional Anti-Narkotika Dimulai dari Anak Bersih Narkoba) yang dikembangkan BNN untuk mencegah penyalahgunaan sejak dini.
BNN juga mengajak pemerintah daerah untuk aktif memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di kawasan rawan narkoba agar lebih produktif dan aman.
Kesimpulan
Operasi nasional BNN kali ini menunjukkan skala besar penindakan terhadap jaringan narkotika di Indonesia. Dalam waktu singkat, ribuan orang ditangkap, senjata disita, hingga ratusan pengguna mendapat jalan rehabilitasi.
Langkah ini diharapkan menjadi peringatan keras bagi para pelaku peredaran narkoba, sekaligus membuka harapan baru bagi masyarakat yang ingin lepas dari jerat ketergantungan.





