OJK Tegaskan Komitmen Perkuat Keamanan Siber di Sektor Perbankan

foto/ilustrasi

Sekilas.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya memperkuat pengamanan sistem perbankan dari ancaman serangan siber.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyebut serangan siber kini tidak lagi dilakukan individu, melainkan sudah terorganisasi dalam bentuk kelompok. Hal ini membuat pola kejahatan digital semakin kompleks dan berisiko tinggi bagi sektor jasa keuangan.

Baca juga:

“Cyber attack dan scamming sekarang sudah seperti incorporated, bukan lagi perorangan, tetapi kelompok yang membuka jejaring dan lain sebagainya,” ujar Dian dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, OJK telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap perbankan, terutama bank pembangunan daerah (BPD), setelah beberapa kasus mencuat. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah titik lemah yang berpotensi dimanfaatkan pelaku kejahatan siber.

Dian menjelaskan, OJK kini mengedepankan pendekatan terintegrasi dalam penanganan kasus, termasuk terkait dugaan pembobolan rekening dana nasabah (RDN) di salah satu sekuritas.

“Kami menggunakan pendekatan lebih terintegrasi. Misalnya, kalau ada kasus di RDN yang terkait pasar modal dan perbankan, pemeriksaan langsung dilakukan bersama. Kami bersama Pak Inarno (Kepala Eksekutif PMDK OJK) sudah bisa mengidentifikasi persoalan pokok di bank maupun pasar modal,” ujarnya.

Dalam rapat itu, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menyoroti isu dugaan kebobolan RDN di salah satu bank swasta yang merugikan investor miliaran rupiah. Ia meminta OJK memberi klarifikasi terbuka guna meredam keresahan publik.

“Beberapa hari ini ada salah satu bank swasta terkena isu kebobolan rekening dana nasabah milik perusahaan sekuritas. Selain menimbulkan kerugian miliaran, kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran publik,” kata Puteri.

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menanggapi isu dugaan pembobolan RDN milik anak usaha PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) yang ditempatkan di BCA. Pihak BCA memastikan sistem internal tetap aman dan menegaskan tidak ada kerugian finansial dialami nasabah.

“BCA selalu melakukan pengamanan data dengan standar berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan. Kami juga mendukung perusahaan sekuritas dalam investigasi,” jelas EVP Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn.

Adapun PEGE sebelumnya melaporkan adanya aktivitas mencurigakan pada rekening dana nasabah anak usahanya, PT Panca Global Sekuritas (PGS), pada 9 September 2025. Aktivitas berupa penarikan dana berulang dalam waktu singkat itu diduga dilakukan melalui BCA Klik Bisnis.

Manajemen PGS masih melakukan verifikasi dan berkoordinasi dengan pihak bank untuk memastikan jumlah kerugian akibat kejadian tersebut.

Artikel Terkait